Wednesday, June 12, 2013

Tribun News: Kapolda NTT Pimpin Sweeping Sajam di Adonara

Kapolda NTT Pimpin Sweeping Sajam di Adonara

Kamis, 15 November 2012 22:55 WIB
Kapolda NTT Pimpin Sweeping Sajam di Adonara
Tribun Lampung/Indra Simanjuntak
Ilustrasi 
Laporan Wartawan Poss Kupang, Syarifa Sifah
TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA-- Aparat Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur (Flotim) bersama Kodim 1624/Flotim berhasil men-sweeping senjata tajam (sajam) milik masyarakat Lewobunga dan Lewonara sebanyak satu kendaraan truk.
Sajam yang di-sweeping, yaitu  senpira (senjata api rakitan), panah, tombak, parang, bom rakitan, bom molotov, pisau dapur dan sabit. Sweeping dilakukan mulai dari warga yang membawa sajam di tempat umum dan di rumah-rumah penduduk. Kini, warga dua desa yang berkonflik tidak lagi memiliki sajam.
Proses sweeping hari pertama dipimpin Kapolda NTT, Brigjen Polisi Ricky HP Sitohang,  Rabu (14/11/2012). Kapolda berjalan kaki mulai dari depan perempatan Toko Sahabat Waiwerang, Ibukota Kecamatan Adonara Timur, menyusur  ke arah barat  Dusun Bele, Desa Waiburak, hingga Riangbunga sebagai lokasi yang disengketakan warga dua desa.
Saat sweeping, Kapolda menangkap beberapa warga yang membawa senjata rakitan (senpira) di tempat umum. "Pak Kapolda langsung tangkap yang bawa senpira di tempat umum. Yang bawa senpira juga langsung ditahan di Mpaolres Flotim," kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, menyampaikan kerja Kapolda NTT ketika berada di Waiwerang, Rabu (14/11/2012).
Pada pada sore harinya, Rabu (14/11/2012), sweeping dipimpin langsung Dandim 1624/Flotim, Letkol (Inf) Raja Beni Arifin, dan Kapolres Flotim, AKBP Wahyu Prihatmaka, di dua tempat, yakni di Lewonara dan Riangbunga. Sweeping di dua tempat itu mendapat satu kendaraan truk sajam jenis senpira, panah, tombak, parang, bom rakitan dan bom molotov.
Pelaksanaan sweeping berjalan tertib dan aman. Tidak ada perlawanan dari warga. Warga yang berkonflik secara sadar menyerahkan sendiri sajam milik mereka dan ada sajam milik warga yang diambil aparat keamanan.
Walau demikian, beberapa warga dari dua belah pihak mengeluh sweeping sajam, bukan hanya alat perang, tapi juga pisau dapur dan sabit untuk berkebun di- sweeping.
"Kami mendukung langkah yang  dilakukan Kapolda NTT bersama Gubernur NTT untuk melakukan sweeping  demi keamanan kedua belah pihak yang berperang. Kami kecewa karena bukan hanya senjata yang digunakan untuk berperang saja yang di-sweeping, namun pisau rumah dan sabit untuk berkebun juga di-sweeping. Kami minta dua barang tajam itu dikembalikan. Kalau tidak dikembalikan bagaimana kehidupan keluarga kami. Kami mau berkebun pakai apa. Kalau kami tidak berkebun apakah aparat keamanan kasih makan keluarga kami," tegas  tokoh masyarakat dan juga Ketua BPD Lewobunga, Thomas Tupen RB, kepada wartawan, Kamis (15/11/2012).
Hal yang sama juga disampaikan warga Bele. "Sweeping  dilakukan di Bele saat kami tidur pulas. Polisi masuk ke rumah kami dan ambil semua benda-benda tajam milik kami, termasuk pisau dapur dan pisau untuk melaut. Kami minta barang-barang itu dikembalikan. Karena ada parang warisan orangtua juga ikut dikumpul. Ini membuat kami kecewa," kata Sen, salah satu warga Bele, kepada wartawan, Kamis (15/11/2012).
Terhadap reaksi warga itu, Kapolres Flotim, AKBP Wahyu Prihatmaka, yang dihubungi Kamis (15/11/2012), mengatakan, sweeping sajam  sudah sesuai aturan. Sajam yang dikumpulkan adalah yang digunakan untuk perang.  "Pisau dapur dan parang untuk kebun juga yang dibawa setiap hari untuk berperang. Karena itu kami Sweeping semuanya," kata Wahyu.

No comments:

Post a Comment