Wednesday, June 12, 2013

BeritaHUKUM.com - 3 Tewas dan 17 Warga Desa Lewobunga Luka Dalam Bentrok Berdarah di Adonara Timur

BeritaHUKUM.com - 3 Tewas dan 17 Warga Desa Lewobunga Luka Dalam Bentrok Berdarah di Adonara Ti
Bentrokan
3 Tewas dan 17 Warga Desa Lewobunga Luka Dalam Bentrok Berdarah di Adonara Timur
Thursday 04 Oct 2012 02:32:06
 
Salah seorang warga di Adonara Timur, Flores Timur, NTT (Foto: Ist)
JAKARTA, Berita HUKUM – Sudah dua hari ini bentrokan berlangsung sengit hingga terjadi pertumpahan darah. 3 orang warga Desa Lewobunga tewas akibat terkena anak panah dan 17 Luka saat bentrok dengan warga Desa Lewonara, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu (3/10).

Bentrokan berdarah itu bermula, Senin (1/10), saat Desa Lewonara bergotong royong melakukan kerja bakti tapak batas di wilayahnya sendiri yang sebelumnya selalu diperebutkan bahkan ingin dikuasai oleh warga dari Desa Lewobunga. Tiba-tiba saja warga yang tengah asik melakukan kerja bakti dihadang dan diserang oleh warga Desa Lewobunga dengan berbagai macam senjata salah satunya senjata api rakitan. Mengetahui adanya penyerangan tersebut, warga Desa Lewonara pun bergerak cepat dan berusaha menghindar serangan senjata dari berbagai penjuru.

Selang berapa lama, warga Desa Lewonara yang selama ini dikenal desa paling keramat bermata darah ini pun balas dengan menyerang balik pakai parang dan tombak serta anak panah. Dalam hitungan menit, belasan warga dari desa Lewobunga pun bergelimpangan bersimbah darah akibat terkena tombak, parang dan anak panah hingga akhirnya 3 tewas dan 17 orang luka sekarat.

Anas, tokoh masyarakat Adonara Timur, saat dikonfirmasi langsung via telepon seluler oleh berita HUKUM.COM, Rabu (1/10), membeberkan, lahan area sengketa yang saat ini ingin diperebutkan oleh Desa lewobunga ini secara hukum adat kepemilikannya jatuh ditangan warga dari Desa Lewonara, yang mana wilayah garapan tersebut telah dikerjakan secara turun temurun oleh warga Desa Lewonara.

Ironisnya, pembebasan lahan oleh warga Desa Lewonara ini rupanya telah terkendala karena ada klaim dari pihak lain (Desa Lewobunga) yang mengaku berhak atas lahan tersebut. Pengakuan lahan oleh warga Desa Lewobunga tersebut mengundang kontroversi di kalangan pemerintah daerah setempat sehingga buntutnya terjadi pertikaian berdarah akibat pemerintah dalam hal ini dinilai lambat dalam menyikapi persoalan tanah adat dengan menunda dan terus mengulur ngulur waktu untuk membebaskan lahan yang secara adat sebetulnya milik Desa Lewonara hingga akhirnya terjadi pertikaian.

“Bila pertikaian tersebut diatasi pemerintah setempat dengan adil dan bijaksana, kemungkinan besar tidak akan terjadi perang seperti terjadi sekarang ini. Bupati Flores Timur harus bertanggung jawab sepenuhnya atas insiden berdarah ini,” ujarnya.

Dalam putusan hakim adat sebelumnya, lanjut Anas, pihak yang dimenangkan dalam tanah adat ini adalah Desa Lewobunga, alasannya karena sesuai dengan status tanah, prioritas maupun pemilikannya sesuai dengan penyelesaian sengketa tanah adat.

Ketika disinggung mengenai kondisi dan suasana di lokasi, Anas menambahkan, sejak Senin (1/10) hingga Rabu (3/10), anak-anak sudah diliburkan. Belum bisa dipastikan, sampai kapan anak-anak sekolah harus diliburkan karena situasi di kawasan itu masih kian memanas. Area tersebut menurut dia, untuk sementara ditutup untuk umum dan sejauh ini aparat keamanan belum menguasai keadaan seluruhnya.

“Tadi pagi (3/10), dua kelompok kembali saling menyerang. Sekarang ini mereka sedang beristirahat tetapi tetap berjaga-jaga di kampung masing-masing,” ucapnya via telepon mengaku saat ini Tim gabungan Polri, TNI dan Brimob tengah berjaga-jaga di lokasi konflik.
Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, dihubungi mengatakan, pemerintah terus melakukan negosiasi untuk menghentikan perang antar desa tersebut.

Sementara itu di tempat terpisah, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat berperan membantu meredam konflik antar warga dua desa di Kecamatan Adonara, dalam memperebutkan tanah adat.(bhc/hsn)


Bookmark and Share

No comments:

Post a Comment