Thursday, December 26, 2013

Di Balik Konflik Lewonara-Lewobunga: Pagi Perang, Siang Istirahat (1)

POS KUPANG.COM -- Minggu, 28 Oktober 2012 22:52 WITA.
POS KUPANG/YSARIFAH SIFAH
DIALOG--Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, berdialog dengan warga Lewobunga di Balai Desa Lewobunga, Rabu (24/10/2012)
Hampir belasan tahun tidak terdengar lagi perang tanding merebut tanah di Pulau Adonara-Flores Timur setelah  perang Tobi- Lewokeleng. Kini, perang tanding itu  kembali pecah. Ada apa?


CATAT tanggal ini, 2 Oktober 2012.  Merupakan hari 'bersejarah' bagi masyarakat Desa Lewonara dan Lewobunga, Kecamatan Adonara Timur. Dua desa dalam satu kecamatan ini  menabuh permusuhan yang menewaskan satu orang, melukai empat orang putra Adonara dan menghancurkan rumah-rumah warga.

Kedua desa itu bersengketa merebut lahan seluas 15 hektar yang kini telah dibangun transmigrasi lokal bagi masyarakat Desa Lewobunga, juga perumahan milik warga Lewobunga. Selain itu, sejumlah fasilitas pemerintah seperti sekolah di lahan tersebut.

Pemerintah juga hendak membangun pasar hewan, rumah sakit dan sejumlah fasilitas lainnya. Namun, rencana pemerintah itu menuai konflik di antara dua desa tersebut. Masing-masing desa mengklaim tanah itu adalah milik mereka. Memang, tanah di sekitar Dusun Bele, Desa Waiburak, termasuk di Dusun Riangbunga dan sekitarnya memiliki nilai ekonomis. Hampir semua pelaku usaha membidik tanah-tanah di lokasi yang kini menjadi wilayah konflik.

Padahal, sudah puluhan tahun tidak ada konflik antara Lewobunga-Lewonara. Namun konflik itu baru terjadi setelah Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Flotim) hendak meresmikan translok sebagai daerah pemukiman warga Lewobunga yang berlokasi di Riangbunga.

Pada 25 Juli 2012 adalah awal dimulainya perang tanding itu. Pada saat itu pemerintah melalui Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, diundang untuk meresmikan lokasi translok.  Menurut warga Desa Lewobunga, lokasi tersebut milik mereka. Karena itu, panitia melakukan negosiasi bersama pihak protokoler pemerintah untuk memastikan bupati berangkat ke Adonara.

Namun, sebelum berangkat, pihak Lewonara keberatan. Atas keberatan itu, bupati kemudian melakukan rapat bersama Wakil Bupati Flotim, Valentinus Sama Tukan; Sekda Flotim, Anton Tonce Matutina; Asisten II dan sejumlah pejabat lainnya. Akhirnya memutuskan Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni, berangkat ke Adonara untuk meresmikan pemukiman translok itu.

Namun saat bupati tiba di Adonara situasi memanas. Warga Lewonara turun ke lokasi permukiman dan mengejar camat, kapolsek beserta petugas pemerintahan yang berada di lapangan yang sedang melakukan negosiasi dengan parang, golok, tombak dan peralatan perang lainnya. Bahkan, sebagian menghadang bupati di Kantor Camat Waiwerang.


Karena kondisi tersebut akhirnya bupati batal meresmikan translok. Bupati kemudian dikawal ketat kembali ke Larantuka. Masyarakat Lewonara pun mengancam pemerintah untuk tidak lagi melakukan peresmian terhadap lokasi permukiman translok dan menuntut warga Lewobunga meninggalkan lokasi konflik dan kembali ke asalnya di Desa Lewobunga.

Tuntutan warga Lewonara itu kemudian dibahas dalam rapat, baik di tingkat muspida maupun para pejabat eselon II di lingkup Pemerintahan Kabupaten Flotim.  Bahkan, Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, sebelum perang meletus 2 Oktober 2012, sudah dua kali bertemu langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat Koli Lewopulo pada 1 Agustus dan dengan tokoh-tokoh Lewonara pada 21 September.

Saat itu disepakati akan ada tim independden untuk memfasilitas tuntutan warga Lewonara yang menuntut agar warga Lewobunga mengosongkan lahan sengketa dan kembali ke kampung halaman asalnya. Namun perang tetap pecah sehingga menimbulkan korban jiwa dan harta sebelum tim turun ke lapangan.

Bagi  sebagian besar warga pegunungan, perang tanding di Adonara tidak dipahami sebagai sebuah bentuk kekerasan atau kekejaman bunuh membunuh semata. Tetapi sebagai sebuah hal mistis religius yang menjadi perintah dari sebuah wujud tertinggi, Rera Wulang (Tuhan). Perang tanding sesungguhnya mempunyai dimensi mistis religius menyangkut kebenaran hakiki mureng (benar), nalang (salah), medhong (baik), melang (buruk), ata raeng-titeng (kepemilikan) yang terpaut langsung dengan Rera Wulang.

Perang tanding bagi sebagian orang diterima sebagai sebuah ritual mistis religius untuk mencari kebenaran hakiki yang disebut koda. Koda adalah inti dari sebuah keyakinan atas nilai kebenaran yang diperjuangkan.

Koda mureng deino, koda nalang gokano. Artinya, jika moe (Anda) benar, Anda tetap tegak berdiri. Apabila moe (Anda) salah, moe harus jatuh. Atau koda mureng tobu lewum, koda nalang pekeng lewum. Artinya, jika Anda benar, Anda tetap menghuni kampung Anda. Jika Anda kalah, keluarlah dari kampung Anda sendiri.

Dalam hal ini perang tanding diyakini sebagai suatu proses budaya, di mana setiap orang dapat menemukan jati diri dan kehormatannya dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan. Pandangan ini membuat orang Adonara sangat menjaga eksistensinya dan tidak melakukan pembunuhan segampang orang membalikkan telapak tangan.

Uniknya, dalam setiap perang tanding ada sportivitas. Masing-masing orang yang berhadapan secara kejam dan ingin membunuh, tidak menyimpan dendam. Oleh karena dendam dan permusuhan hanya berada pada pihak-pihak yang bersengketa.

Ada tradisi yang dihormati bersama, pagi perang, siang istirahat, sore perang lagi. Namun perang tanding ini menurut sebagian orang modern, tidak perlu lagi karena perang adalah kekerasan. Perang selalu berakhir derita dan menyisakan kesulitan bagi banyak pihak, sebagaimana pernyataan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.

"Orang Adonara dulunya dikenal seperti ini (perang, Red), tapi sekarang sudah lebih maju. Orang Adonara terkenal karena anaknya yang gubernur," kata Frans Lebu Raya ketika berada di wilayah konflik. (syarifah sifah/bersambung)
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang

Di Balik Konflik Lewonara-Lewobunga: Beny Goreskan Nadi Tangannya (2)

POS KUPANG.COM -- Sebelum hari penentuan perang, Senin (1/10/2012), sebagaimana kesepakatan lokal dua desa yang berperang, Lewobunga dan Lewonara, pemerintah sudah memobilisasi aparat  keamanan  dari Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur (Flotim), Komando Distrik Militer (Kodim) 1624 Flotim, dan Bawah Kendali Operasi (BKO) Brigadir Mobil Kepolisian Daerah (Brimob Polda) NTT di Sikka. Sekitar 100 lebih personel siap mengamankan wilayah konflik di Dusun Bele, Desa Waiburak dan sekitarnya.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Flotim, AKBP Wahyu Prihatmaka, Dandim Flotim, Letkol (Inf) HR Beny Arifin masing-masing menjaga pasukan dan terus membangun negosiasi agar perang tidak terjadi.

Meredam situasi memang sulit, namun terus dibangun. Dan, akhirnya Senin (1/10/2012), hari yang ditentukan sebagai hari 'membunuh' gagal. Namun, hari Selasa (2/10/2012), situasi tidak bisa terkendali dan akhirnya dua orang warga Lewobunga menjadi korban. Keduanya terkena panah, satu di pinggul dan satunya persis di mulut.

Dandim Flotim, Letkol Beny, merasa gagal. Situasi terus memanas. Ia terus mencari jalan keluar agar perang dihentikan. Akhirnya, ia membangun negosiasi dengan  kedua belah pihak.

Pihak Lewonara meminta jaminan, perang bisa dihentikan asalkan tuntutan pihak Lewonara dikabulkan dengan mengembalikan warga Lewobunga yang menghuni translok di Riangbunga ke desa asalnya.

Dandim Beny mengiyakan dan meminta waktu untuk membangun komunikasi itu bersama pemerintah daerah mencari solusi. Namun,  pihak Lewonara masih belum yakin, sehingga Letkol Beny pun akhirnya menggoreskan nadi tangannya dengan pisau sehingga keluar darah sebagai jaminan untuk negosiasi.

Kondisi itu sempat menghentikan perang di pagi hari. Namun, Rabu (3/10/2012) sore, perang kembali pecah dengan korban anggota Kodim 1624 Flotim, Sersan Dua (Serda) Johanis Kesnai.  Pihak Lewonara belum melihat keseriusan pemerintah, dan akhirnya perang terus berlanjut pada Kamis (4/10/2012) sore. Yang menjadi korban adalah tiga warga Lewonara.

Tidak ada perintah mundur melalui pengeras suara. Yang terjadi hanya tembakan peringatan yang belum jelas hitungannya dan selanjutnya warga ditembak di kaki.  Situasi di Pulau Adonara terus memanas. Rumah dan lumbung padi warga ikut dibakar dan dihancurkan.

Anak-anak tidak sekolah, warga di sekitarnya juga tidak dapat melakukan aktivitas secara baik hingga saat ini. Masing-masing pihak mulai dari anak-anak hingga orang tua dua belah pihak 'bergagahan' berjalan-jalan keliling daerah konflik membawa panah, tombak, bom rakitan dan sejumlah jenis senjata lainnya. Namun, tidak ada yang bisa mengamankan senjata milik warga itu, aparat keamanan sekalipun. Ironis memang, tapi itulah seni berperang di Adonara.

Kondisi yang sulit dikendalikan membuat dua jenderal ikut ke lapangan. Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTT, Brigjen Polisi Ricky HP Sitohang dan Komandan Korem (Danrem) 161/Wirasakti, Brigjen TNI Ferdinand Setiawan,  terjun langsung ke Adonara. Keduanya bersama kedua warga yang berkonflik melakukan negosiasi. Situasi kembali aman, walau terus siaga.

Pemerintah Propinsi NTT menurunkan tim lima melakukan negosiasi, sementara tim pemerintah kabupaten belum bisa diterima. Hingga Senin (8/10/2012) Gubernur NTT, Frans Lebu Raya , turun daerah konflik dan meminta warga kedua belah pihak untuk ledan knube pae gala (lepaskan pedang, sandarkan tombak) atau gencatan senjata untuk satu kata, damai.

Kedua belah pihak menerima dengan masing-masing tuntutan. Pihak Lewobunga menuntut bahwa lokasi itu milik mereka. Dan, jika ada pihak yang mengklaim itu milik mereka, maka jalan yang dilakukan adalah upaya hukum.

Sementara pihak Lewonara menuntut warga Riangbunga yang menghuni translok kembali ke wilayah asalnya. Dua permintaan itu diterima gubernur dan akan menjadi bahan bagi tim untuk mencari solusi.

Gubernur NTT meretas jalan bagi Pemerintah Kabupaten Flotim untuk masuk. Tim sembilan dari masing-masing pemerintahan, baik propinsi maupun kabupaten diturunkan melakukan rekonsiliasi.

Sejumlah pihak, tokoh agama, tokoh masyarakat dan para anggota dewan ikut terlibat memberikan suasana sejuk. Dan, akhirnya Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, bersama Wakil Bupati Flotim, Valentinus Sama Tukan, dan para pejabat, Rabu (24/10/2012), turun langsung menemui warga dan diterima secara baik melalui prosesi adat dan budaya setempat.

Bupati Flotim menerima tuntutan kedua warga yang berkonflik secara baik untuk mencarikan solusinya.  Banyak pihak mengharapkan perdamaian secepatnya untuk kehidupan yang lebih baik di Pulau Adonara.

Betapa tidak, perang antarkedua desa itu cukup mengganggu perekonomian masyarakat di Pulau Adonara. Di Adonara hanya ada satu jalan yang dilalui semua warga pegunungan, begitu juga pasar, hanya satu  yakni di Waiwerang yang menjadi tempat berkumpulnya semua pelaku pasar di Pulau Adonara.

Karena itu, Gubernur NTT pun tak henti-hentinya mengajak semua warga, tokoh masyarakat dan agama, baik di Flotim maupun luar Flotim untuk turun tangan menyuarakan perdamaian.

Perdamaian adalah jalan terbaik untuk dilalui. Perdamaian tertulis secara hukum, dan melalui sumpah adat harus dibangun sebagai tawaran solusi dan sejumlah alternatif solusi lainnya.  Dengan itu, damai untuk Lewotana, Lewonara dan Lewobunga di Pulau Adonara akan menjadi kenyataan. Dan, akan terus hidup dari generasi ke generasi.  Semoga. (syarifah sifah/habis)

Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang
POSKUPANG/SYARIFAH SIFAH
BAOLOLON--Bupati dan Wakil Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin dan Valentinus Sama Tukan, saat melakukan proses baololon di rumah adat Koli Lewopula di Akoli, Adonara, Rabu (24/10/2012)

Saturday, December 14, 2013

Situasi Desa Lewonara dan Lewobunga Masih Mencekam

Situasi Desa Lewonara dan Lewobunga Masih Mencekam
Metrotvnews.com, Flores Timur: Situasi pasca-bentrok antara Desa Lewonara dan Lewobunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih mencekam. Pada Ahad (7/10), sejumlah warga dari kedua desa masih bersiaga dengan berbagai senjata tajam untuk mengantisipasi adanya serangan.

Warga yang berjaga tak memperdulikan ratusan aparat polisi dan TNI yang berusaha melerai pertikaian. Adapun kaum wanita dan anak-anak sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Akibat bentrokan yang terjadi hampir sepekan ini, satu orang tewas dan enam orang lainnya luka-luka. Selain itu, 10 bangunan yang terdiri dari rumah hingga lumbung padi terbakar. Sekolah pun terpaksa diliburkan.

Bentrok antardua desa itu dipicu perebutan tanah adat seluas 15 hektare di Desa Lewobunga. Oleh pemerintah, tanah ulayat itu telah digunakan untuk membangun ratusan rumah para transmigran.

Warga Desa Lewonara mengklaim pembangunan ratusan rumah itu dilakukan di atas lahan milik mereka. Sementara warga Desa Lewobunga mengklaim tanah itu berada di wilayahnya. (Wrt3)

Ketua Adat : Warga Lewobunga Tak Ingin Berperang

Adonara, Flores Timur (Antara NTT)

08 October 2012

- Ketua adat Desa Lewobunga, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur, ALex Benga Ama (70) mengatakan, warganya tidak ingin berperang memperebutkan tanah yang diklaim oleh Desa Lewonara sebagai milik mereka.

"Kami mencintai perdamaian, kami tidak ingin perang. Kami hanya bertahan menjaga kampung halaman kami. walaupun terus diserang dari segala arah dan melukai anak-anak kami," kata Alex Benga Ama dalam pertemuan dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, di Desa Lewobunga, Pulau Adonara, Senin.

Dalam pertemuan itu, Alex Benga Ama juga menyetujui permintaan Gubernur NTT Frans Lebu Raya untuk meletakan senjata dan menyelesaikan masalah ini melalui meja perundingan.

Hanya saja, dia berharap agar pemerintah dapat secepatnya membantu menyelesaikan masalah ini secara tuntas agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Alex Benga Ama juga secara khusus menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Adonara dimana saja berada, serta semua pihak yang telah berperan membantu meredam konflik di Adonara, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa maupun harta benda lebih banyak.

Paulus Suban Doni, tokoh masyarakat lain menambahkan, masyarakat Lewobunga pada pihak yang diserang atau korban, sehingga siap mengikuti proses dialog menuju penyelesaian secara damai.

Tetapi proses dialog ini bisa berjalan, jika warganya tidak lagi diserang oleh warga dari Desa Lewonara, katanya.

"Kami ikuti saja apa yang diminta bapak gubernur, tetapi yang panting kami tidak lagi diserang. Kami siap untuk menyelesaikan masalah ini secara damai," katanya.

Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya berjanji segera membentuk tim independen untuk menyelesaikan masalah ini.

Tim ini akan bertemu dengan semua pihak, termasuk tokoh-tokoh adat dari dua desa yang sedang bertikai untuk mencari kebenaran sejarah mengenai lokasi tersebut.

Hasil kerja tim nantinya akan disodorkan kepada kedua pihak yang bertikai sebelum ditetapkan menjadi sebuah kesepakatan bersama yang mengikat kedua belah pihak.

"Proses ini memang membutuhkan waktu tetapi hal yang paling penting dan mendasar adalah hari ini sudah ada kesepakatan bersama untuk meletakan senjata, sehingga segala aktivitas bisa berjalan kembali dan tim bisa mulai bekerja dalam suasana tenang," katanya.

Sejak meletusnya perang tanding pada 2 Oktober 2012 dini hari, sudah banyak rumah penduduk serta pondokan milik warga Desa Lewobunga dibakar massa dari Desa Lewonara.

Dua orang warga Desa Lewonara dilaporkan tewas dalam pertikaian tersebut. Salah seorang di antaranya terkena anak panah, dan seorang lainnya terkena peluru aparat Brigade Mobil (Brimob) yang bertugas menjaga keamanan di lokasi sengketa tersebut.

Hingga saat ini, aparat keamanan baik TNI maupun Brimob masih berjaga-jaga di di perbatasan Desa Lewobunga dan Lewonara, dua desa yang sedang bertikai.

Saturday, November 16, 2013

Tanah Lebih dari Sekedar Sumber Hidup

Tanah Lebih dari Sekedar Sumber Hidup
Persoalan yang menyangkut kepemilikan tanah, sangketa tanah ataupun tanah ulayat, yang kini membenam bagai fenomena gunung es, diharapkan dapat berakhir setelah kita disadarkan dengan pertikaian yang terjadi antara dua desa Lewonara dan Lewobunga, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Rabu 3 Oktober 2012 lalu.

Sebagaimana yang kita tahu, baik dari pemberitaan media ini maupun media-media lainnya, pertikaian di Adonara itu bukan pertikaian yang biasa bahkan situasi ketika pecah konflik begitu mencekam dan memprihatinkan.

Sungguh mencekamnya konflik itu, hingga aparat keamanan pun harus didatangkan dari luar Kabupaten Flores Timur. Kapolda NTT, Brigjen Polisi Ricky HP Sitohang, dan Komandan Korem (Danrem) 161/Wirasakti Kupang, Brigjen TNI Ferdinand Setiawan Jumat (5/10/12) datang sendiri ke lokasi kejadian. Terakhir Gubernur NTT Frans Lebu Raya pun datang ke lokasi untuk mencari jalan penyelesaian, bersama masyarakat yang bertikai.

Dari konflik ini, banyak pihak menaruh simpati dan empati dan menghendaki konflik ini segera berakhir. Banyak juga yang menyesalkan terjadinya konflik, jika sejak awal pemerintah dan para pihak terkait sudah dapat mengantisipasinya. Namun, banyak pula mengharapkan agar konflik ini adalah konflik yang terakhir dan jangan terjadi lagi bahkan jangan juga terjadi di tempat lain.

Kalau memang demikian harapan, maka sebenarnya secara diam-diam orang mengakui bahwa konflik tanah termasuk persoalan kepemilikan hak ulayat kini memang sedang menjadi persoalan masyarakat, entah itu di Adonara, Flores Timur dan Lembata, Flores umumnya bahkan Indonesia secara keseluruhan.

Sebagaimana konflik Lewonara dan Lewobunga yang menghendaki penyelesaian secara damai dengan menemukan akar masalah konflik, demikian juga persoalan yang sama terjadi di daerah lain membutuhkan penanganan yang ekstra termasuk mencari dan menemukan akar masalahnya untuk kemudian dilakukan penataan secara lebih baik.

Perlu disampaikan pula, dalam kehidupan masyarakat tertentu, tanah bukan sekedar property tapi juga kosmos dan jagad makna. Tanah tidak sekadar sumber hidup tapi juga pengatur hidup masyarakat penganut budaya itu. Terkahir, dalam masyarakat agraris, tanah selalu berkenaan dengan proses magis mistis yang didalamnya beroprasi pemaknaan akan teologi tanah. Meminjam istilah dari Pakar Hukum Undana, Chris Boro Tokan, konflik tanah tak sekedar masalah hukum, tetapi juga masalah magis religius yang sudah terpahami dan terjaga.

Apa yang diuraikan tentang jagad makna dari tanah, sebenarnya mau mengatakan bahwa tanah memang bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat agraris. Begitupun, penetaan masalah tanah harus pula memperhatikan suara-suara yang berkembang dalam masyarakat. Rasionalitas modern menemukan keterbatasan, manakala menutup telinga dari suara-suara yang hidup dalam masyarakat setempat.

Konflik tanah, tidak hanya dari pertikaian Lewonara dan Lewobunga, memberikan pelajaran bahwa banyak masalah tentang tanah yang belum terselesaikan secara baik. Para pengambil kebijakan atau pihak-pihak yang ditugaskan mengatur kehidupan masyarakat sudah saatnya mengakui kealpaan yang dibuat yang menyebabkan masyarakat hidup dalam ketidakpastian.

Sekarang, tugas pemerintah adalah memberikan perhatian lebih pada persoalan tanah termasuk membuat pemetaan akan persoalan tanah dan mengajak masyarakat untuk dapat menyelesaikan. Sebagaimana lembaga-lembaga adat yang diharapkan dapat turut serta menyelesaikan konflik, demikian juga pemerintah haruslah pemerintah yang berwibawa di mata rakyat sehingga dialogpun bisa dapat berjalan.

Kita tidak ingin, konflik terus berlarut apalagi mengorban jiwa dan harta benda. Kita juga tidak ingin suatu persoalan muncul yang kita sendiri sudah tahu penyebabnya namun lalai mengatasinya. Kita tidak ingin permusuhan dan dendam selalu menjadi batu sandungan dalam relasi manusia membangun dunia secara bersama.

Lagi-lagi kita harus mengakui persoalan tanah adalah persoalan bersama hari-hari ini. Penyelesaian harus menjadi program utama pemerintah. Kemauan untuk menyelesaikan dan kesediaan untuk berdialog dari pihak yang berkonflik menjadi pekerjaan kita hari ini dan ke depan untuk mewujudkan perdamaian. Ben
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2012/10/tanah-lebih-dari-sekedar-sumber-hidup/#sthash.ezl2Rw2V.dpuf

Sunday, November 10, 2013

Forum Komunitas Adat Bantu Atasi Konflik

Forum Komunitas Adat Bantu Atasi Konflik
Forum Komunitas Adat Bantu Atasi Konflik
08/11/2013 | Filed under: BERITA UTAMA | Posted by: BEN


Peserta yang mengikuti seminar dan sosialisasi pembentukan Komunitas Masyarakat Adat di desa Kelu Wain, Kecamatan Klubagolit, Adonara, Kamis 07 November 2013. (Foto : FBC/Melky Koli Baran)

LARANTUKA, FBC:Konflik lahan dalam masyarakat Flores Timur baik yang berhubungan dengan batas tanah, ataupun kepemilikan kini terus menyebar di sejumlah kampung. Konflik semacam ini seringkali terjadi karena nilai-nilai budaya dan kearifan-kearifan masyarakat adat telah luntur dan terkikis dari hari ke hari. Demikian juga persatuan dan kesaatuan dalam masyarakat perlahan mulai dikesampingkan.

Demikian salah satu point pandangan Pemerintah Kabupaten Flores Timur yang disampaikan camat Kelubagolit Yos Dasi Bumi di desa Kelu Wain mewakili Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin, pada pembukaan seminar dan sosialisasi pembentukan Komunitas Masyarakat Adat di desa Kelu Wain, Kecamatan Klubagolit, Adonara, Kamis 07 November 2013.

Kegiatan yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Flores Timur, dihadiri tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan para kepala Desa se-kecamatan Kelubagolit.

Kesbangpol Flores Timur dalam laporannya mengatakan, tokoh adat punya peranan yang sangat penting dalam seluruh pembangunan. Karena itu Pemda Flores Timur memandang strategis memfasilitasi terbentuknya forum komunitas adat.

Sekretaris Kesbangpol Kabupaten Flotim ibu Ati Gedeona, SH mengakui, hingga saat ini telah terbentuk 11 forum komunitas adat di 11 kecamatan dari 19 kecamatan yang direncanakan.

Identitas Lamaholot

Bernard Tukan, salah satu pembicara dalam seminar itu menegaskan, nilai-nilai budaya atau kearifan lokal penting dihidupkan kembali untuk menegaskan identitas masyarakat Lamaholot sebagai warga negara Indonesia.

Menurutunya nilai-nilai itu memberi inspirasi, motivasi dan animasi bahkan legitimasi atas kebijakan dan program pembangunan terkhusus di desa-desa di mana komunitas adat berada.

“Terhadap tuntutan semacam ini, Pemerintah Kabupaten Flores Timur perlu terus melakukan revitalisasi dan refungsionalisasi peran lembaga adat melalui upaya-upaya pemberdayaan oleh pemerintah kabupaten Flores Timur,”katanya.

Sebelumnya kepada FBC di Larantuka 06 November dalam kapasitas sebagai Sekretaris Forum Kerukunan antar Umat Beragama kabupaten Flores Timur ia mengingatkan pemerintah Flores Timur untuk tidak hanya bersifat responsif terhadap konflik-konflik yang terjadi karena masalah tanah, tetapi perlu melakukan pencegahan agar konflik tidak terjadi.

“Potensi-potensi konflik di beberapa titik telah ada. Karena itu pemda Flotim seharusnya lebih proaktif untuk melakukan pencegahan-pencegahan ketimbang konflik pecah baru melakukan tindakan,” ujarnya.

Membantu Pemerintahan Desa

Thomas Lewo, tokoh adat dari Hinga memberi catatan bahwa pembentukan lembaga adat sudah pernah dilakukan sebelumnya di berbagai tempat oleh bupati Felix Fernandez namun tidak bertahan karena motif dukungan politik sangat kuat melatarinya. “Karena itu, semuanya hilang tak berbekas,” ujarnya.

Dari kiri ke kanan, Ati Gedeona, SH, Bernard Tukan dan Yos Dasi Bumi (Foto : FBC/Melky Koli Baran)

Ia menilai, upaya-upaya yang dilakukan bupati Simon Hayon selanjutnya mulai kelihatan ada manfaatnya. Karena itu, pihaknya berpendapat bahwa pembentukan komunitas adat ini akan sangat membantu pemerintah di desa untuk memperkuat nilai-nilai adat dan budaya masyarakat.

Ester, seorang tokoh perempuan yang hadir dalam acara ini menyoroti kewibawaan lembaga pemangku adat bentukan pemerintah yang menurutnya kurang efektif mengendalikan ketertiban di komunitas-komunitas.

Ester mengemukakan realitas konflik di kecamatan itu yang tidak lepas dari sumbangan generasi muda. Menurutnya, kekacauan di komunitas-komunitas sering terjadi karena diprovokasi oleh anak-anak muda. “Mereka ini adalah salah satu kelompok strategis yang perlu pemberdayaan oleh forum komunitas adat yang akan dibentuk ini. Masalahnya, anak-anak muda sudah kurang membatinkan nilai-nilai dan budi adat Lamaholot,” katanya.

Camat Kelubagolit Yos Dasi Bumi beberapa kali dalam pembicaraannya sebagai Camat maupun mewakili bupati mengakui di kecamatan ini sering terjadi konflik. Bahkan konflik besar dan berdarah juga pernah terjadi di kecamatan ini beberapa waktu berlalu. Tanpa menyebutkan desa mana yang berkonflik, namun semua tahu bahwa Adobala dan Redontena adalah dua kampung di kecamatan ini yang berkonflik secara terbuka beberapa waktu lalu.

Memaknai sosialisasi ini, Kadar Jafar dari desa Horinara mengatakan, Forum Komunitas Adat tingkat kecamatan boleh dan perlu dibentuk. Namun kata dia, kultur dan struktur budaya di komunitas sudah baku. Karena itu mesti dilihat model pemberdayaan seperti apa yang perlu dilakukan agar semakin memperkuat apa yang telah ada.

Kata Kadar Jafar, jika pada masa pemerintahan Orde Baru terus dilakukan penjinakan terhadap elemen-elemen masyarakat sipil termasuk komunitas adat, maka saat ini yang diperlukan adalah dukungan untuk pemberdayaan.

Hal serupa disampaikan Elias Ola dari Horinara. Menurutnya, Lembaga dan pemangku-pemangku adat telah ada di desa hanya saja tidak diberikan ruang dalam penguatan masyarakat dan penyelesaian sengketa. Karena itu, dia mengharapkan forum yang dibentuk ini harus berperan memberdayakan potensi yang telah ada di desa-desa. (Melky Koli Baran)
Related Posts:

100 Rumah di Matim akan Dibedah
Forum Satu Lamaholot Tolak Usulan DOB Adonara
Warga Keluhkan Harga Minyak Tanah
Sambut Sail Komodo, Matim Kesulitan Jaringan Telkomsel
Anton Doni : Hubungan Industrial Jadi Barometer Pasar Kerja





- See more at: http://www.floresbangkit.com/2013/11/forum-komunitas-adat-bantu-atasi-konflik/#sthash.cn0GgQYY.dpuf

Thursday, October 31, 2013

RIANGRINDU ~ LEWOBUNGA ~ ADONARA TIMUR ~ Flores Timur : KOMUNI PERTAMA F...

http://www.youtube.com/v/hDtUwA4JpVs?autohide=1&version=3&attribution_tag=r1iQAxWlLbH9h7eughtuQw&feature=share&autoplay=1&autohide=1&showinfo=1

Besok, Pemasangan Tapal Batas Desa Lewonara-Lewobunga

WAINGAPU, FBC.- Besok, Selasa (13/11), warga desa Lewonara akan memasang tapal batas tanah ulayat yang disengketakan dengan warga Desa Lewobunga, kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).


“Sesuai rencana, besok hari Selasa, 13 November, warga Lewonara akan memasang patok batas wilayah kedua desa tersebut. Mudah-mudahan tidak ada masalah saat pemasangan patok tersebut,” kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya kepada FBC di Waingapu,ibu kota kabupaten Sumba Timur saat melakukan kunjungan kerja ke daerah ini, Senin (12/11).

Gubernur mengakui, Kapolda NTT, Brigjen Pol. Ricky Sitohang sudah menginformasikan kepadanya kalau akan ada penambahan personil polisi untuk mengamankan kegiatan tersebut.

Petrus Kerong, Ketua tim Sembilan yang dibentuk Pemerintah Provinsi NTT untuk menyelesaikan konflik Lewonara-Lewobunga

Sementara Ketua Tim Sembilan yang dibentuk Pemerintah Provinsi NTT untuk membantu penanganan konflik Lewonara – Lewobonga, Petrus Kerong yang juga mengikuti kunjungan kerja Gubernur ke Sumba Timur mengungkapkan, rencana pemasangan patok sebagai batas antara kedua desa itu muncul dari warga desa Lewonara.

Rencana tersebut kata Kerong, ditolak oleh warga desa Lewobunga. “Tapi bagaimanapun juga, pemasangan batas itu akan menjadi sebuah awal yang  baik untuk penyelesaian segketa tersebut,” kata Kerong.

Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin, ketika dihubungi FBC melalui telepon dari Waingapu menjelaskan, pemasangan patok tapal batas itu seharusnya dilakukan, Senin (12/11), namun tidak bisa dilakukan karena warga Lewobunga berkeberatan.

“Saya sekarang berkantor di Waewerang (Ibu Kota Kecamatan Adonara). Saya tadi sempat mengumpulkan para kepala desa untuk menggelar pertemuan guna membahas masalah tanah ulayat itu. Kita semua berniat agar jangan lagi ada darah yang tumpah di masyarakat,” katanya.

Lagadoni Herin mengatakan; pematokan tapal batas akan melewati wilayah Desa Lewobunga sehingga aparat disiagakan untuk mengantisipasi pecahnya bentrokan. Pihaknya sudah meminta bantuan pengamanan kepada Kapolres Flores Timur, AKBP Wahyu Prihatmaka. (Oni)




“Sesuai rencana, besok hari Selasa, 13 November, warga Lewonara akan memasang patok batas wilayah kedua desa tersebut. Mudah-mudahan tidak ada masalah saat pemasangan patok tersebut,” kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya kepada FBC di Waingapu,ibu kota kabupaten Sumba Timur saat melakukan kunjungan kerja ke daerah ini, Senin (12/11).
Gubernur mengakui, Kapolda NTT, Brigjen Pol. Ricky Sitohang sudah menginformasikan kepadanya kalau akan ada penambahan personil polisi untuk mengamankan kegiatan tersebut.
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2012/11/besok-pemasangan-tapal-batas-desa-lewonara-lewobunga/#sthash.DT6ymVAA.dpuf

Tuesday, October 22, 2013

Adonara Jadi Kabupaten

Adonara Jadi Kabupaten

Ketika obrolan pada masalah konflik di Adonara yang sudah menelan korban jiwa, Bapak Rafael Ruma Riantoby, dosen senior pada Fisip Unika Widya Mandira Kupang nyeletuk dengan santainya, konflik itu harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum Adonara menjadi daerah otonom baru (DOB). Itu sebuah keharusan yang tidak boleh dianggap remeh oleh semua orang terutama pemerintah. - See more at: http://www.floresbangkit.com/2013/10/adonara-jadi-kabupaten/#sthash.BzAdUIur.dVn7im9b.dpuf
Ketika obrolan pada masalah konflik di Adonara yang sudah menelan korban jiwa, Bapak Rafael Ruma Riantoby, dosen senior pada Fisip Unika Widya Mandira Kupang nyeletuk dengan santainya, konflik itu harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum Adonara menjadi daerah otonom baru (DOB). Itu sebuah keharusan yang tidak boleh dianggap remeh oleh semua orang terutama pemerintah. - See more at: http://www.floresbangkit.com/2013/10/adonara-jadi-kabupaten/#sthash.BzAdUIur.dVn7im9b.dpuf
Ketika obrolan pada masalah konflik di Adonara yang sudah menelan korban jiwa, Bapak Rafael Ruma Riantoby, dosen senior pada Fisip Unika Widya Mandira Kupang nyeletuk dengan santainya, konflik itu harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum Adonara menjadi daerah otonom baru (DOB). Itu sebuah keharusan yang tidak boleh dianggap remeh oleh semua orang terutama pemerintah. - See more at: http://www.floresbangkit.com/2013/10/adonara-jadi-kabupaten/#sthash.BzAdUIur.dVn7im9b.dpuf

Saturday, September 28, 2013

Pos Kupang

Mudik Lewonara Lewobunga

Minggu, 4 Agustus 2013 22:17 WITA
Mudik Lewonara Lewobunga
DOK POS KUPANG
Maria Matildis Banda
Parodi Situasi oleh Maria Matildis Banda
LEWONARA dan Lewobunga perang lagi, bersamaan dengan mudik lebaran yang telah direncanakan jauh-jauh hari. Lebaran di Adonara itu sudah pasti, apapun yang terjadi. Tujuan sebenarnya untuk berbalas kasih, sebab natal tahun lalu, Benza yang datang ke Kupang. Keduanya sudah berjanji jalan-jalan ke Lewonara dan Lewobunga pada hari H, Idul Fitri dan melewati liburan Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu di Adonara.
                                 ***
"Sudah aman, tidak ada perang lagi. Bagaimana mungkin dua bersaudara berantem terus, ayun pedang terus. Pasti! Aku jamin tidak ada lagi pertumpahan darah. Sudah damai, kita bisa lakukan investigasi lokasi secara langsung pada liburan nanti," Benza jamin keamanan di dua wilayah yang pernah bertikai itu. 
"Siapa bilang orang sana tukang baku hantam? Itu bualan Rara dan Jaki saja. Kamu mesti percaya padaku Nona Mia. Orang Adonara itu baik, bebas dendam, dapat memaafkan. Apalagi Lewonara dan Lewobunga, sudah damai. Tragedi berdarah tahun-tahun kemarin itu sudah berakkhir dengan jabatan tangan, doa, dan maaf secara adat. Masih kurang yakin?"
                                  ***
Nyatanya perang terjadi lagi. Itulah yang membuat Benza malu bukan main. "Mau taruh dimana mukaku ini ya?" Renung Benza dengan rasa sakit yang menusuk hati.  Nona Mia pasti sakit hati. Maklumlah, Nona pernah jatuh cinta sama orang Adonara yang baik hatinya bukan main-main.  Jadi dia pasti dia kecewa berat menghadapi kenyataan pahit. Lewonara dan Lewobunga perang lagi.
Bagaimana sebenarnya management penanganan konflik dua kelompok keluarga yang sesungguhnya bersaudara itu? Jalur kearifan lokal? Jalur adat? Jalur agama? Jalur hulum, jalur pemerintah? Manakah yang belum dilaksanakan? Mengapa begitu sulit. Mengapa terjadi lagi? Apa yang mesti dilakukan?
"Ambil jalur hukum secara tegas," kata Jaki.
"Yang mulai bertengkar, tembak ditempat," sambung Rara.
"Biar ada efek takut setengah mati, efek jera, atau entah efek apa namanya. Tembak saja. Kalau biarkan terus, bisa perang lagi darah lagi. Kita harus berusaha segala cara agar Nona Mia tidak sampai ikut ke Adonara. Apalagi libur lebaran di tanah konflik. Benza enak bukan main, dapat durian runtuh, kalau Nona Mia sampai di sana."
"Kita yakinkan Nona Mia. Bagaimana kalau tembak saja semua biang keroknya, biar tutup mulut, katup tangan, dan diam di tempat. Tegakkan hukum. Itu yang paling tepat untuk selesaikan masalah."
                              ***
"Bagaimana menurutmu Nona Mia?" Tanya Rara.
"Aku tidak setuju denganmu. Darah tidak dapat diselesaikan dengan darah. Jangan selesaikan masalah dengan menciptakan masalah baru," jawab Nona Mia.
"Tembak saja! Itu jalan keluar terbaik untuk selesaikan masalah ini."
"Enak saja! Pikiranmu pendek sependek senjata," protes Nona Mia dengan tegas.
"Mau pakai kearifan lokal? Yang mana? Bagaimana bentuk konkretnya? Sampai kapan? Maukah kamu kalau kasus dua wilayah keluarga ini berjalan alot  selama-lamanya? Dendam kesumat bagai api dalam sekam?"
"Kamu berdua membuat kepalaku pusing tujuh keliling," kata Nona Mia.
"Kamu yang mau pusing. Peduli amat dengan itu perang di sana. Sudah diurus tidak mau, didamaikan tidak mau, hidup rukun tidak mau. Maunya apa. Benar-benar duri dalam daging Adonara. Cabut saja itu duri, bakar, atau buang di selat. Urusan selesai bukan?" Jaki dan Rara sambung menyambung membakar emosi Nona Mia.
"Kamu tidak punya hati," tangkis Nona Mia.
"Hati katamu? He he he. Memangnya kalau pakai hati persoalan selesai?"
"Aku dan Benza akan investigasi ulang dari akar sampai ujung, dengan teliti dan tenang, lebih partisipatif, lebih komulatif. Atur strategi penanganan konflik tanpa konflik."
"Waktu cuti tidak sampai seminggu, apa yang bisa kamu lakukan? Mau bawa SPJ seminggu dan bawa data permukaan, gegabah ambil kesimpulan, gegabah pula cari jalan keluar, gegabah pula menyatakan urusan selesai? Begitu? Buktinya perang lagi bukan?"
                              ***
"Ayolah Nona Mia. Kita ke Ende saja. Di sana lebaran rame. Keluargaku yang Muslim banyak. Kita bisa makan gratis tiga kali sehari selama seminggu. Jamin enak dan menyenangkan," ajak Jaki.
"Kita ke Alor saja Nona. Keluargaku di sana jauh lebih banyak. Situasinya juga jauh lebih enak dibanding Ende. Aku jamin gratis semua, makan tidur jalan kiri-kanan, aman. Bagaimana? Uang saku pun dijamin," ajak Rara.
"Aku sudah janji bertemu Benza di Adonara. Dia akan menjemputku besok di Waiwerang. Nginap semalam di rumah orang tuanya, selanjutnya kami akan tinggal di Lewonara dan Lewobunga pulang pergi. Keluarga Benza ada di dua tetangga bersaudara itu," jawab Nona Mia.
                              ***
"Halo Benza," Nona Mia menerima telepon. "Oh ya, enam sampai sembilan bulan? Syukur puji Tuhan. Kita jadi punya waktu lebih panjang untuk temukan akar masalah sampai ke akar-akarnya ya. Syukur, terima kasih. Kamu baik sekali. Sampai ketemu ya," Nona menutup telepon dengan perasaan lega. Jaki dan Rara saling pandang dengan kesal.
"Enam bulan sampai sembilan bulan bersama Benza?" Kedua laki-laki itu ternganga.
"Salam lebaran buat keluargamu di Ende ya. Salam juga buat keluargamu di Kalabahi Alor. Sampaikan maaf lahir batin. Aku pulang ke Adonara," kata Nona Mia sambil tersenyum.
"Benza menungguku  di sana," kata Nona Mia lagi. Jaki dan Rara gigit jari. (*)
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang

Wednesday, September 4, 2013

Riang Bunga Kembali Bergolak

ADONARA, FBC-Riang Bunga, Desa Lewo Bunga, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali bergolak sore tadi, 1 Agustus.
Kali ini bukan dengan Lewo Nara sebagaimana pertikaian yang sudah-sudah bahkan sampai menelan korban jiwa, melainkan dengan Bele.
Sejauh ini belum diperoleh informasi pasti mengenai berapa jumlah korban jiwa yang jatuh maupun apa biang dari keributan yang belum juga berakhir di sekitar kawasan ini.
Meski demikian, salah seorang sumber Flores Bangkit.com  dari tempat kejadian peristiwa (TKP) mengungkapkan, dalam peristiwa itu, salah seorang warga terluka diduga akibat terkena  benda tajam. ‘’Korban yang kena benda tajam di punggungnya itu, kini sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka,’’ ujarnya.

Foto ilustrasi : Pulau Adonara
Sumber tak membeberkan seberapa parah luka yang dialami korban. Namun sejauh yang dia ketahui, korban yang belum diketahui pasti identitasnya itu, mengalami luka cukup parah. ‘’Memang agak parah, karena itu langsung dikirim ke Larantuka,’’ jelasnya.
Meski situasi sempat tegang dan sulit dikendalikan, namun menjelang malam di hari yang sama, situasi sudah dapat diatasi dan dikendalikan. ‘’Sekarang semua anggota kami sudah kami tarik pulang dan sudah di rumahnya masing-masing. Situasi sudah dapat dikendalikan. Mudah-mudahan segera aman,’’ paparnya. (bkg)
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2013/08/riang-bunga-kembali-bergolak/#sthash.o13W6WcC.dpuf

Riang Bunga Kembali Bergolak

ADONARA, FBC-Riang Bunga, Desa Lewo Bunga, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali bergolak sore tadi, 1 Agustus.
Kali ini bukan dengan Lewo Nara sebagaimana pertikaian yang sudah-sudah bahkan sampai menelan korban jiwa, melainkan dengan Bele.
Sejauh ini belum diperoleh informasi pasti mengenai berapa jumlah korban jiwa yang jatuh maupun apa biang dari keributan yang belum juga berakhir di sekitar kawasan ini.
Meski demikian, salah seorang sumber Flores Bangkit.com  dari tempat kejadian peristiwa (TKP) mengungkapkan, dalam peristiwa itu, salah seorang warga terluka diduga akibat terkena  benda tajam. ‘’Korban yang kena benda tajam di punggungnya itu, kini sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka,’’ ujarnya.

Foto ilustrasi : Pulau Adonara
Sumber tak membeberkan seberapa parah luka yang dialami korban. Namun sejauh yang dia ketahui, korban yang belum diketahui pasti identitasnya itu, mengalami luka cukup parah. ‘’Memang agak parah, karena itu langsung dikirim ke Larantuka,’’ jelasnya.
Meski situasi sempat tegang dan sulit dikendalikan, namun menjelang malam di hari yang sama, situasi sudah dapat diatasi dan dikendalikan. ‘’Sekarang semua anggota kami sudah kami tarik pulang dan sudah di rumahnya masing-masing. Situasi sudah dapat dikendalikan. Mudah-mudahan segera aman,’’ paparnya. (bkg)
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2013/08/riang-bunga-kembali-bergolak/#sthash.o13W6WcC.dpuf

Kapolres Wahyu: Kita Harapkan Situasi Lekas Aman

Kapolres Wahyu: Kita Harapkan Situasi Lekas Aman

ADONARA, FBC- Kapolres Flores Timur AKBP  Wahyu Prihatmaka menegaskan, sejauh ini belum ada bala bantuan pasukan dari luar guna menenangkan situasi di kawasan konflik Bele dan Riang Bunga, Kecamatan  Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kapolres Flores Timur AKBP Wahyu Prihatmaka. (Foto : FBC/kopong gana)
‘’Belum ada bala bantuan. Untuk sementara ini, kami yang langsung turun mengendalikan situasi,’’ ungkapnya kepada Flores Bangkit.com di sela-sela memantau pemasangan kembali listrik di kawasan konflik Pepak Raran Papa-Hinga, Kecamatan Keluba Golit, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, siang tadi (Sabtu 3 Agustus).
Kapolres mengharapkan agar konflik yang melanda Bele-Riang Bunga bisa segera usai dan tak melebar kemana-mana. ‘’Kita harapkan situasinya lekas aman kembali seperti sedia kala,’’ ucapnya.
Disinggung soal isu  adanya korban jiwa yang jatuh dalam pertikaian antara Bele dengan Riang Bunga, Kapolres Wahyu membantahnya. Informasi yang diperoleh, ada dua korban tewas dalam peristiwa sejak Kamis, 1 Agustus lalu, kemudian berlanjut Jumat, 2 Agustus pagi harinya. ‘’Tidak ada korban jiwa. Yang ada hanya luka saja, luka  lecet,’’ tegasnya.
 Sementara itu Kapolres juga membenarkan jika   tadi pagi, Bele dan Riang Bunga sempat memanas lagi. Namun aparat langsung sigap mengatasi situasi. (bkg)
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2013/08/kapolres-wahyu-kita-harapkan-situasi-lekas-aman/#sthash.1t3a3q3j.dpuf

Pertikaian antar Warga di Riang Bunga Dipicu Perebutan Buah Kelapa

Pertikaian antar Warga di Riang Bunga Dipicu Perebutan Buah Kelapa
LEWOLEBA,FBC- Pertikaian antar warga di Riang Bunga, Desa Lewo Bunga, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),  sore kemarin, Kamis (1/8), dipicu oleh perebutan buah kelapa antar warga Desa Riang Bunga dan Warga Dusun Bele.
Wakapolres Flores Timur, Komisaris Polisi (Kompol) David Yosep, saat dihubungi melalui panggilan telepon, Jumat (2/8) dari Lewoleba membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan, kejadian  tersebut pecah karena dipicu perebutan buah kelapa antar warga Desa Riang Bunga dan Warga Dusun Bele.
Foto Ilustrasi : Buah Kelapa
“Kemarin sore sekitar Pukul 16.00 wita. Korban dari Dusun Bele yaitu Raja 36, menderita  luka pada punggung belakang diduga kena senpira. Raja dirujuk ke RSUD Larantuka, Saleh hamid 32, warga Dusun  Bele, menderita luka lecet di tangan. Korban dirawat di Puskesmas Waiwerang, sementara yang agak parah dirujuk ke RSUD Larantuka,” kata Wakapolres Flotim, David Yoseph.
Wakapolres Flotim, yang pernah berkarir di Polres Lembata ini menjelaskan, kejadian ini kemudian berlanjut, Jumat (2/8) pagi tadi pukul 07.00 wita di lapangan Dusun Bele.
“Kejadian hari ini, korban sulaiman ibrahim, 39, warga Dusun Bele, menderita  luka lecet di tangan kanan, Kewangge,57, warga Desa Riang Bunga, menderita luka pada dahi kerena terkena sempira, Lambertus Doi Hasan, 45, Warga Desa Lewonara,” jelas Kompol David Yoseph.  (Yogi Making)
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2013/08/pertikaian-antar-warga-di-riang-bunga-dipicu-perebutan-buah-kelapa/#sthash.R78aOUuV.dpuf

Friday, July 26, 2013

THE MAN, THE BOY, AND THE DONKEY



THE MAN, THE BOY, AND THE DONKEY
KISAH SEORANG BAPAK, ANAK DAN SEEKOR KELEDAI


A Man and his son were once going with their Donkey to market. As they were walking along by its side a countryman passed them and said: “You fools, what is a Donkey for but to ride upon?”

Suatu ketika seorang bapak dan anaknya pergi ke pasar bersama keledai mereka. Dalam perjalanan, mereka berjumpa dengan seseorang yang berkata: Betapa bodohnya kalian. Kalian memiliki keledai tetapi hanya dituntun saja tidak dinaiki.”

So the Man put the Boy on the Donkey and they went on their way. But soon they passed a group of men, one of whom said: “See that lazy youngster, he lets his father walk while he rides.”

Maka dia menyuruh anaknya untuk naik ke atas punggung keledai dan merekapun berangkat. Tidak lama berselang, mereka melewati sekelompok orang, salah satu dari mereka berkata: “Lihat anak yang pemalas itu, dia biarkan ayahnya berjalan kaki sementara dia sendiri yang menunggang keledai.”

So the Man ordered his Boy to get off, and got on himself. But they hadn't gone far when they passed two women, one of whom said to the other: “Shame on that lazy lout to let his poor little son trudge along.”

Sang ayah menyuruh anaknya turun dan dia ganti menaiki keledai itu. Belum juga sampai jauh, mereka berpapasan dengan dua orang wanita, salah satunya berkata kepada yang lain: “Sungguh memalukan si bapak itu, dia menunggung keledai sementara anaknya dibiarkan berjalan.”

Well, the Man didn't know what to do, but at last he took his Boy up before him on the Donkey. By this time they had come to the town, and the passers-by began to jeer and point at them. The Man stopped and asked what they were scoffing at. The men said: “Aren't you ashamed of yourself for overloading that poor donkey of yours and your hulking son?”

Sang ayah bingung namun akhirnya dia menyuruh anaknya ikut naik dan duduk di depannya. Mereka tiba di pasar dan orang2 berkata satu sama lain sambil menunjuk kea rah mereka. Mereka berhenti dan bertanya apa yang sedang mereka perbincangkan. Kata orang2 itu: “Apakah kalian berdua tidak malu. Keledai sekecil itu kalian naiki berdua, sungguh terlalu.”

The Man and Boy got off and tried to think what to do. They thought and they thought, till at last they cut down a pole, tied the donkey's feet to it, and raised the pole and the donkey to their shoulders. They went along amid the laughter of all who met them till they came to Market Bridge, when the Donkey, getting one of his feet loose, kicked out and caused the Boy to drop his end of the pole. In the struggle the Donkey fell over the bridge, and his fore-feet being tied together he was drowned.

Mereka berdua turun dan mencoba berpikir apa yang seharusnya dilakukan. Setelah berpikir keras, akhirnya mereka memotong sebatang kayu, mengikat keledai itu dan memanggulnya. Mereka terus berjalan hingga bertemu dengan orang orang yang terus mentertawakan mereka hingga mereka tiba di sebuah jembatan di pasar itu. Saat itu, salah satu kaki keledai terlepas dan berusaha melepaskan diri, ujung kayu yang dipanggul sang anak terlepas. Dalam perjuangannya untuk melepaskan diri, keledai akhirnya jatuh  tenggelam.

“That will teach you,” said an old man who had followed them: “Please all, and you will please none.”

Kisah ini mengajarkan kita tidak hanya berusaha untuk menyenangkan hati orang lain. Kita harus untuk berbuat sesuatu menurut apa yang kita pikir baik, benar dan bermanfaat bukan menuruti apa kata orang.

Thursday, July 11, 2013

SESUNGGUHNYA AKU INI HAMBA TUHAN, JADILAH PADAKU MENURUT PERKATAANMU



DRAMA NATAL 2009-2010

Ide Cerita                      : Drs. Aloysius Sabon Payon, M.Ed
Penulis Naskah             : 1. Pelda Alexander Sukoco Broto
                                          2. Sertu Serinus
Sutradara                     : Bpk Anang SS
Penanggungjawab        : Drs Aloysius Sabon Payon, M.Ed

SKENARIO

Panggung di latar belakangi paduan suara berjumlah 100 orang  menyanyikan lagu pembuka

LAGU 1 INSTRUMENTAL: O HOLY NIGHT
O Holy night, the star are brightly shinning
It is the night of our dear savior,s birth
Long lay the world in sin and error pining
Til he appeared and the soul felt it’s worth
A thrill of hope the weary world rejoices
For yonder breaks a new and glorious morn
Fall on your knees o hear the angel voices
O night divine! O night when Christ was born
O night divine! O night O night divine

Nar (Narasi): Dari sebuah negeri di muka bumi ini. Yang penuh dengan warna dan warni tapi terdengar sunyi.Banyak orang kehausan merindukan kedatangan Sang Penyelamat.
Dari situ terkuak sebuah kisah.Kisah yang diperdengarkan dari abad keabad, yang tidak pernah berakhir.Dan kini bisa jadi permenungan. Dan ……
INILAH KISAH DARI KAMI.
LAGU 2 DENGAR KISAH KAMI
(Voice Piano and string )  Do = F
//1   1. . . / 3  3 . . . / 5  5 . . . / 1 . . . //
//1   1. . . / 3  3 . . . / 5  5 . . . / 1 . . . //
  Dengar    dengar     dengar    lah


 
/ 1   1    1   2  3   3 .  3/ 2   1   2    3  1. /  1   2  3   4  5   5  .5 /  4   3   4    2   3 .  /
/ 1   5    6   7  1   1 .  1/ 7   1   2    1  1. /  1   7  1   7  2   2  .2 /  1   1   2    7   1 .  /
Dengarkanlah  kawan  kisah  malam ini      kabar kesukaan    ba      gi kita semua
/ 1   1    1   2  3   3 .  3/ 2   1   2    3  1. /  1   2  3   4  5   5   . 5 /  4   3   4    2   1 .  /
/ 1   5    6   7  1   1 .  1/ 7   1   2    1  1. /  1   7  1   7  2   2   . 2 /  1   1   2    5   5 .  /
Dengarkanlah  kawan  kisah  malam ini      kabar kesukaan    ba      gi     manusia
LAGU 3 AVE MARIA (DINYANYIKAN SAYUP-SAYUP)
( Style Moonlight tempo 60/ Do = C )

ADEGAN 1 (Maria diberi kabar sukacita malaikat)
Nar:    Pada zaman pemerintahan Kaisar Agustus Raja Agung di Roma dan Herodes Raja di Yudea. Ada seorang perawan yang bernama Maria.Seorang dara yang telah bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf.
            (Maria masuk dengan posisi bersimpuh)
Nar:    Allah memerintahkan malaikat Gabriel untuk pergi ke Nazaret sebuah kota di Galilea, kepada seorang perawan yang bernama Maria dan telah bertunangan dengan seorang bernama Yusuf.
            (Dan datanglah Malaikat bersama tentara malaikat, berputar mengelilingi Maria dan akhirnya berdiri di depannya)
Mal (Malaikat):     Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.
            (Maria terkejut dan ketakutan)
Nar:    Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.


Mal:     Jangan takut! Hai Maria.. Sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah, sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Mar:     Bagaimana mungkin? Aku masih perawan dan belum bersuami.?
Mal:     Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah yang mahatinggi akan menaungi engkau.
Mar:     Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan,  jadilah padaku menurut perkataanmu.
Nar:    Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.
(Malaikat bersama tentaranya meninggalkan Maria)
Nar:    Mariapun menerimanya dan menerima perkara itu dalam hatinya.
(Mariapun meninggalkan tempat itu)
(LAGU AVE MARIA SEMAKIN MENGERAS)
ADEGAN 2 (Pengumuman)
Nar:    Pada waktu itu Kaisar Agustus sebagai pimpinan negeri mengeluarkan perintah, agar semua orang yang menjadi warganya untuk mendaftarkan diri di tempat kelahirannya masing-masing.
LAGU 3 AKU LASKAR KRISTUS
(Irama March tempo 110)

Saya bukan pasukan berjalan, pasukan berkuda, pasukan menembak.
Saya tidak menembaki musuh tapi saya laskar Kristus
saya laskar Kristus saya laskar Kristus
Saya bukan pasukan berjalan, pasukan berkuda, pasukan menembak.
Saya tidak menembaki musuh tapi saya laskar Kristus

(pasukan prajurit masuk mengambil posisi di tengah menghadap umat)
(SUARA TEROMPET TANDA PENGUMUMAN BUKA)
(orang-orang (figuran) berlarian mencari tahu apa yang sedang terjadi dan berkumpul)
Praj:     Pengumuman ..pengumuman..
            Kaisar Agustus memerintahkan kepada seluruh penduduk di daerah Galilea dan Yudea, setiap orang harus mendaftarkan diri masing-masing di tempat kelahirannya.
(SUARA TEROMPET TANDA PENGUMUMAN TUTUP)

LAGU 3 (AKU LASKAR KRISTUS)
(Irama March tempo 110)
(Prajurit meninggalkan tempat dengan berbaris dan orang-orang berlarian ke lawan arah)
ADEGAN 3 (Perjalanan ke Galilea)
Nar:    Setelah mendengar pengumuman itu, maka bergegaslah orang-orang menuju ke tanah kelahirannya. Mereka akan mendaftarkan diri.
(EFEK SUARA GEMURUH)
(orang-orang berlalu lalang melakukan perjalanan)
AGU 4 BETLEHEM BRIKAN PINTUMU

















Nar:    Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria tunangannya yang sedang mengandung.
            (Maria dan Yusuf di antara mereka)
Yus:        Maria.....hari sudah menjelang petang, mari kita mencari tempat untuk menginap
Mar:       Benar... sebelum kita kemalaman kita harus mencari tempat untuk istirahat. Karena perutku sudah terasa tidak enak
Yus:        Baiklah mari kita mencari tempat yang nyaman untuk istirahat
Nar:       Mereka berdua mendatangi beberapa tempat tumpangan

Yus:        Tuan bolehkah kami menginap disini..
Tump:    Maaf rumah kami sudah penuh jadi kami tidak bisa menampung kalian
Nar:       Satu tumpangan menolaknya, Maria dan Yusuf pun berjalan lagi

Yus:        Tuan bolehkah kami menumpang dirumah tuan?
Tump: maaf saudaraku kamar kami sudah penuh yang ada tinggal dapur

Nar:       yusuf dan Maria berusaha mencari tempat untuk menginap namun tidak satu tempatpun yang mau menerima mereka, hanya ada satu tempat yaitu sebuah gua tempat kandang hewan

Mar:       Aku sudah capek sekali tapi kenapa belum ada tempat bagi kita berdua Yusuf
Yus:        Maria… kita belum menemukan tempat yang nyaman
Mar:       sudahlah..kita beristirahat dimana saja, asal bisa untuk duduk dan istirahat
Yus:        Maria… itu ada kandang domba, mungkin kita bisa istirahat disana

Mar:       Ya sudahlah daripada kita kecapekan dan tidak bisa istirahat
LAGU MALAM KUDUS
(Irama WALTZ)
Malam sunyi senyap BintangMu gemerlap
Juru slamat manusia Sudah turun dari surga
Kristus penebus dunia Raja maha mulia
Nar:       ketika mereka disitu tibalah bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki lalu dubungkkunya dengan kain lampin dan dibaringkan didalam palungan , Karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan
                (terdengar suara tangis bayi…)
ADEGAN 4
Nar:       Didaerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga keanan ternak mereka pada waktu malam, berdirilah Malaikat Tuham didekat mereka dan kemuliaan Tuha n bersinar meliputi para gembala itu dan mer 6 eka sangat ketakutan
LAGU 6 (INSSTRUM JIINGGLE BELLS)
(Irama Countret tempo 100)
                (gembala dan domba bergabung dalam sebuah tarian)
Nar:       Tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan Malaikat itu sejumlah besar bala tentara surge memuji Allah
(Gembala dan Domba berhenti terpaku, bingung dan ketakutan)
Mal:       Jangan takut..sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa
Gemb:    Ha..? kesukaan besar?
Mal:       Hari ini telah lahir bagimu juru selamat, yaitu Kristus Tuhan. Inilah tandanya bagimu kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan kain lampin dan terbaring didalam palungan
Ten:        Kemuliaan bagi Allah ditempat yang Maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya
LAGU 7 (GLORIA)
Iringan Piano

















Nar:       Setelah Malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke Surga, gembala-gembala memikirkan hal itu dan berkata seorang kepada yang lain

















Gemb:    Marilah sekarang kita pergi ke Bethlehem untuk melihat apa yang terjadi disana
Nar:       Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan Bayi itu, yang sedang berbaring didalam palungan
ADEGAN 5
LAGU 9 (BINTANG KECIL)
(Iringan Piano)
Bintang kecil dilangit yang biru Amat banyak menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari Jauh tinggi ketempat kau berada
Nar:       Setelah Yesus dilahirkan di Bethlehem, di tanah Yudea, pada zaman raja Herodes, datanglah tiga raja dari timur
OM1:     Kawan… lihat ada bitang yang amat besar
OM2:     Dimanakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangnya di timur dan kami datang untuk menyembah Dia
ADEGAN 6
Nar:       Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia, maka dikumpulkannya seluruh imam kepala dan ahli-ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka dimana Mesias akan dilahirkan
AT:         Tuanku… Ada tertulis dalam kitab Nabi. Dan Engkau Bethlehem tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang akan memerintah Yehuda karena dari padamulah akan lahir seorang pemimpin yang akan menggembalakan umatku
Her:        Apa maksud engan kata-katamu
Di dan kapan bintang itu tampak?
(yang hadir bertanya satu sama lain)


LAGU 10 (BINTANG KEJORA)
(Iringan Piano)
Kupandang langit penuh bintang bertaburan Berkelap-kelip seumpama intan berlian
Tampak sebuah lebih terang cahayanya Itulah bintangku
Bintang  kejora yang indah slalu
Nar:       lalu diam-diam Herodes memanggil tiga Raja dan dengan teliti bertanya kepada mereka. Bilamana bintang itu nampak, kemudian ia menyuruh mereka pergi ke Bethlehem
Her:        Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai anak itu, dan segera sesudah kamu menemukan  Dia, kabarkanlah kepadaku. Supaya akupun datang menyembah Dia
Nar:       Setelah mendengar kata-kata raja Herodes, berangkatlah tiga Raja itu
(ketiga raja berjalan)

ADEGAN 7
Raja 1:  kawan..lihat itu. Itu ada bintang yang lebih terang dari bintang yang lain. Apakah ini yang kita cari?
Raja 2:  Mungkin juga kawan, mari kita dekati saja
Raja 3:  kalau begitu kita segera ke sana sebelum bintang itu tertutup awan

Nar:       Dan mereka melihat bintang yang mereka lihat di timur mendahului perjalanan mereka
LAGU 11 (BOLEHKAH YESUS)

























ADEGAN 8
Nar:       Hingga mereka tiba, dan berhenti diatas kandang domba-domba tempat Yesus dilahirkan, sangat bersuka citalah mereka masuk lalu sujud menyembah Dia. Mereka membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan kepada-Nya yaitu emas, kemenyan dan mur.
                (Maria dan Yusuf menunggu Yesus yang tidur di palungan)
                (kemudian satu persatu orang berdatangan, dimulai dari Gembala dan domba DISUSUL ….)

Nar:       Yusuf dan Maria menunggu bayi Yesus yang tidur di palungan. Dalan tempat hina Yesus dilahirkan.
Nar:       Gembala dan domba datang dengan keriangan
(Domba-domba menari datang bersama gemabala dalam keriangan)
Nar:       Tiga raja juga datang mempersembahkan kemenyan dan mur
Tiga raja membawa upeti dan diletakkan didekat bayi Yesus
Nar:       Genaplah Firman Tuhan, janji akan seorang yang telah dijanjikan Allah pada manusia. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab suci.Dan yang sebelumnya telah diramalkan para Nabi.
LAGU 12 ALAM RAYA KARYA BAPA
Alam raya karya Bapa, bagi manusia. Megah dan Perkasa subur serta kaya
Hingga sluruh bangsa memuji padaNya Hosana pada Allah Bapa

ADEGAN 9
LAGU 13 (SEPERTI  YANG KAU INGINI)
Bukan dengan baran fana, kau membayar dosaku dengan darah yang mahal tiada noda dan cela
Bukan dengan emas perak. Kau menebus diriku oleh segenap kasih dan pengorbananku
Kutelah mati dan tinggalkan carahidup yang lama
Semuanya sia-sia dan tak berarti lagi
Hidup ini kkuletakkan pada mezbahMu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti yang kau ingini

Nar:       ketika tiba waktu pencucian menurut hokum Musa, Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti apa tertulis dalam hokum Tuhan “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”
                (Yusuf, Maria dan Yusuf menggandeng Yesus berumur 12 tahun masuk)
ADEGAN 10
Nar:       Adalah di Yerusalem seorang bernama simeon ia seorang yang benar dan saleh kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus  bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan
                (Yesus dibawa masuk kedalam bait Allah oleh kedua orang tua-Nya, Simeon menyambut Anak itu dan menggendong-Nya sambil memuji Allah)
Sime:      Sekarang Tuhan, biarkan hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera. Sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselammatan yang datang dari-mu.Yang telah.Engkau sediakan bagi segala Bangsa.
ADEGAN 11
Nar:       Pada usia 12 tahun, Yesus bersama kedua orang tuanya merayakan hari paskah di Yerusalem,  Yesus tertinggal di bait Alah dan setelah tiga hari kedua orang tuanya mencari, mereka menemukan Dia sedang bertanya jawab dengan para ahli Taurat dan tua-tua adat
Aht:        Sungguh anak ini luar biasa! Siapa Dia?
                (Maria dan Yusuf masuk dan mendekati Yesus)
Mar:       Nak mengapakah Engkau berbuat demikian, terhadap kami, lihat Bapak-Mu dan Ibu-Mu cemas mencari Engkau
Yes:        Mengapa kamu mencari aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di rumah BapaKu
Nar:       Tetapi mereka tidak tahu apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu mereka pulang bersama-sama ke Nasaret
ADEGAN 12
Nar:       Ada suara yan gserseru-seru di padang gurun
LAGU 14 (KURASAKAN KASIHMU TUHAN)
Kurasakan kasihMu Tuhan kurasakan kuasaMu Tuhan
Kurasakan kasih kuasa Roh Kudus kurasakan kehadiratMu

Curahkanlah kuasaMu Tuhan mukjizat terjadi ditempat ini
Curahkanlah kuasaMu Tuhan mukjizat terjadi sekarang ini

YB:         Persiapkanlah jalan bagi Tuhan. Setiap lembah akan ditimbun, dan setiap gunung dan bukit akakn menjadi rata. Yang berliku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan mellihat keselamatan yang datang dari Tuhan

Or-or:     Katakan Engkaulah Kristus?
YB:         Aku membaptis kamu dengan air, tetapi yang lebih berkuasa dari padaku akan datang,. Membuka tali kasutnyapun aku tidak layak.
Nar:       Ketika orang banyak itu telah dibaptis dan saat giliran Yesus dibaptis terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya dan terdengarlah suara dadi langit “Engkau Anak-Ku yng terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan”
                (satu persatu Yohanes membaptis orang-orang)
                (ketika Yesus dibaptis terdengar bunyi gemuruh)

Nar:       “Engkau Anak-Ku yng terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan”
                (Orang-orang yang ada terheran-heran)
LAGU 15 (JANJIMU SPERTI FAJAR
Ketika kuhadapi kehidupan ini
Jalan mana yang harus kupilih
Ku tak ku tak mampu, ku tau ku tak sanggup
Hanya Kau Tuhan tempat jawabanku

Akupun tau ku tak dapat jalan sendiri
Sbab Kau Allah yang menggendongku
TanganMu membelaiku
CintaMu memuaskanku
Kau mengangkatku ek tempat yang tinggi
Reff:
JanjiMu sperti fajar pagi hari
Dan tiada pernah terlambat bersinar
CintaMu sperti sungai yang mengalir
Dan ku tau betapa dalam kasihMu

ADEGAN 13
Nar:       Kemudian Yesus pergi ke Kapernaun, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar disitu pada hari sabat, mereka takjub mendengar pengajaran-Nya sebab perkataan-Nya peuh kuasa. Didalam Rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras.
                (Yesus duduk dikerumuni banyak orang, sedang mengajarkan. Tiba-tiba datanglah orang yang sedang kerasukan setan)
Set:         Hai Engkau! Yesus orang Nasaret, apa urusan-Mu dengan kami, apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau yang Kudus dari Allah!
Yes:        Diam! Keluarlah dari dia!
Nar:       Setan itu menghempaskan orang itu ketengah-tengah orang banyak lalu keluar dari orang itu, dan sama sekali tidak menyakitinya
ADEGAN 14
EFEK SUARA ANGIN DAN GELOMBANG
Nar:       Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesanet, sementara orang banyak mengerumuni Yesushendak mendengarkan perintah Allah. Yesus melihat dua perahu ditepi pantai, Nelayan-nelayannya telah turun dan membasuh jalanya. Yesus naik kesalah satu perahu yaitu perahu miik Simon, Yesus menyuruh Simon mendorong perahunya sedikit jauh dari pantai
Org:        Ia tidak akan meninggalkan kita bukan?
                Yesus! Bicaralah kepada kami! Bicaralah! Bicaralah!
Nar:       Lalu Yesus menceritakan perumpamaan
Yes:        Ada dua orang pergi ke bait Allah untuk berdoa, yang seorang adalah orang farisi dan seorang lagi penagih pajak, orang farisi itu berdiri dan berdoa dengan suara lantang “Ya Tuhan saya bersyukur karena saya tidak  seperti orang lain yang serakah dan berjinah, saya juga bersyukur karena saya bukan seperti penagih pajak ini, saya berpuasa dua kali dalam seminggu dan memberikan sepersepuluh kepada orang lain”. Tetapi penagih pajak itu berdirijauh dan menatap keats sambil memukul-mukul dadanya dan berkata “Ya Allah kasihanilah saya orang berdosa ini”. Saya berkata kepadamu, sebenarnya penagih pajak ini yang dibenarkan oleh Allah dan bukan orang farisi itu. Barang siapa meninggikan diri akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri akan ditinggikan.

LAGU 16 (PENJALA MANUSIA)




















Yes:        Simon bertolaklah ke tempat yang dalam.
Sim:        Oh guru! Sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak mendapatkan apa-apa, tetapi karena Engkau yang memerintahkan saya akan pergi, Yakobus! Yohanes!
                (memberi isyarat agar masuk ke perahu)

Nar:       Mereka pergi melaut lagi seperti apa yang dikehendaki Yesus, mereka menebarkan jalanya.
                (nelayan menebarkan jala dari atas kapal)
Nar:       Dan apa yang terjadi?
Nar:       Mereka mendapat tangkapan yang luar biasa banyaknya. Karena terlalu banyak tangkapannya perhau Simon hampir tenggelam. Ketika Simon sadar akan hal itu maka sujudlah Simon di depan Yesus.
                (para nelayan tampak riang)
Sim:        Tuhan pergilah dari hadapanku, aku ini seorang berdosa.
Yes:        Jangan takut mulai sekarang engkau akan menjala manusia.


Nar:       Sesudah menarik perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.
Lagu Penjala Manusia
ADEGAN 13
LAGU 17 TUHAN SEMBUHKANLAH KAMI
Tuhan Yesus sembuhkanlah kami orang buta orang congkak hati
Dari mati hidupkanlah kami, dari dosa bersihkanlah kami
Tuhan Yesus
Tanpa Yesus kita orang miskin, tanpan Yesus hati kita dingin
Dengan Yesus kita amat kaya, hati kita kan bersuka ria
Tuhan Yesus
Nar:       Pada suatu kali Yesus beradadalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh penyakit kusta, ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon.
                (Yesus berjalan menyusuri kota diikuti beberapa murid, berpapasan dengan orang yang sakit kusta)
Orkus:    Tuhan jika Tuhan mau, sembuhkanlah aku
                (Lalu Yesus mengulurkan tanganNya menyembuhkan orang itu)
Yes:        Sembuhlah engkau.
Nar:       Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya, Yesus melarang orang itu untuk menceritakan kepada siapapun juga dan memerintahkan orang itu:
                (Orang yang sakit kusta merasa penuh riang)
Yes:        Pergilah dan perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk penyucianmu, persembahkanlah seperti apa yang diperintahkan Musa.
ADEGAN 14
LAGU 18 KASIH
Kasih pasti lemah lembut
Kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati
kasihMu, kasihMu oh Tuhan

ajarilah kami ini saling mengasihi
ajarilah kami inisaling mengampuni
ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan
kasihMu Kudus tiada batasnya

Nar:       Suatu hari pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah, ketika hari siang Ia memanggil murid-muridNya, kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebutNya Rasul, yaitu Simon yang juga diberi nama Petrus, Andreas saudaranya, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Thomas yang disebut orang zelot anak Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus memandang murid-muridNya dan berkata:
                (Yesus melambaikan tangan memanggil murid-muridNya, satu persatu 12 murid Yesus masuk dan mendekati Yesus, kemudian duduk di sekitar mengelilingi Yesus)
Yes:        Berbahagialah hai kamu yang miskin karena kamu yang empunya kerajaan Allah. Berbahagialah hai kamu yang sekarang lapar karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah hai kamu yang sekarang ini akan menangis karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu jika karena anak manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu dna mencela kamu, bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah sebab upahmu besar di surga.
Yes:        Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, berkatilah orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang yang berbuat jahat terhadap kamu, siapa saja yang menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain.




ADEGAN 15
LAGU 19 (LAZARUS)
























Nar:       Segera setelah itu Yesus bersama muridNya pergi ke suatu kota yang bernama Nain, orang banyak berbondong-bondong menyertaiNya ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung keluar, anak laki-laki seorang janda itu. Ketika Yesus melihat orang itu tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, smabil menghampiri usungan dan Ia maenyentuhnya, Ia berkata:
                (Yesus berjalan bersama beberapa muridNya)
                (Beberapa orang mengusung jenazah yang diikuti ibunya, sang ibu meratapi kematian anaknya)
Yes:        Hai anak muda! Aku berkata kepadamu, bangkitlah!
Nar:       Anak itupun bangun dan duduk sambil berkata-kata, lalu Yesus menyerahkan kepada ibunya. Semua orang yang melihat hal itu ketakutan dan memulikan Allah.
Or2:        Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah datang untuk menyelamatkan umatNya. (Lalu tersebarlah tentang Yesus ke seluruh Yudea dan di daerah sekitarnya)
ADEGAN 17
Nar:       Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat bahwa beberapa muridNya makan dengan tangan najis, yaitu tangan yang tidak dibasuh. Orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka
                (beberapa orang sedang makan dengan tangan)
Ahli:       Mengapa murid-muridMu tidak hidup menurut adat nenenk moyang kita tetapi makan dengan tangan najis?
Yes:        Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik!
                Sebab ada tertulis, “Bangsa ini memuliakan aku dengan  bibirnya padahal hatinya jauh dariKu”.
Nar:       Lalu Ia memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka
                (Yesus melambaikan tangan memanggil orang-orang)
Yes:        Kamu semua dengarkanlah dan camkanlah, apapun dari luar masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan, tetapi apa yang keluar dari mulut seseorang, itulah yang menajiskannya.
Nar:       Kemudian Yesus berkeliling untuk mewartakan injil dan kedua belas rasul mengikutiNya, juga beberapa wanita yang telah dibebaskan dari roh jahat diantaranya Maria yang disebut Magdalena, Yohanna istri Kuena bendahara Herodes, dan Susana.

ADEGAN 18
LAGU 19 I WILL FOLLOW HIM
(semua pemeran tampil di panggung)
LAGU 20 SELAMAT NATAL
Intro
Selamat hari Natal  3x    dan tahun baru
Salam bagimu sekalian, selamat hari Natal dan tahun baru
We wish you merry Chrismast  3x  and happy new year  2x

Interlude

We wish you merry Chrismast  3x  and happy new year  2x