Saturday, December 14, 2013

Ketua Adat : Warga Lewobunga Tak Ingin Berperang

Adonara, Flores Timur (Antara NTT)

08 October 2012

- Ketua adat Desa Lewobunga, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur, ALex Benga Ama (70) mengatakan, warganya tidak ingin berperang memperebutkan tanah yang diklaim oleh Desa Lewonara sebagai milik mereka.

"Kami mencintai perdamaian, kami tidak ingin perang. Kami hanya bertahan menjaga kampung halaman kami. walaupun terus diserang dari segala arah dan melukai anak-anak kami," kata Alex Benga Ama dalam pertemuan dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, di Desa Lewobunga, Pulau Adonara, Senin.

Dalam pertemuan itu, Alex Benga Ama juga menyetujui permintaan Gubernur NTT Frans Lebu Raya untuk meletakan senjata dan menyelesaikan masalah ini melalui meja perundingan.

Hanya saja, dia berharap agar pemerintah dapat secepatnya membantu menyelesaikan masalah ini secara tuntas agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Alex Benga Ama juga secara khusus menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Adonara dimana saja berada, serta semua pihak yang telah berperan membantu meredam konflik di Adonara, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa maupun harta benda lebih banyak.

Paulus Suban Doni, tokoh masyarakat lain menambahkan, masyarakat Lewobunga pada pihak yang diserang atau korban, sehingga siap mengikuti proses dialog menuju penyelesaian secara damai.

Tetapi proses dialog ini bisa berjalan, jika warganya tidak lagi diserang oleh warga dari Desa Lewonara, katanya.

"Kami ikuti saja apa yang diminta bapak gubernur, tetapi yang panting kami tidak lagi diserang. Kami siap untuk menyelesaikan masalah ini secara damai," katanya.

Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya berjanji segera membentuk tim independen untuk menyelesaikan masalah ini.

Tim ini akan bertemu dengan semua pihak, termasuk tokoh-tokoh adat dari dua desa yang sedang bertikai untuk mencari kebenaran sejarah mengenai lokasi tersebut.

Hasil kerja tim nantinya akan disodorkan kepada kedua pihak yang bertikai sebelum ditetapkan menjadi sebuah kesepakatan bersama yang mengikat kedua belah pihak.

"Proses ini memang membutuhkan waktu tetapi hal yang paling penting dan mendasar adalah hari ini sudah ada kesepakatan bersama untuk meletakan senjata, sehingga segala aktivitas bisa berjalan kembali dan tim bisa mulai bekerja dalam suasana tenang," katanya.

Sejak meletusnya perang tanding pada 2 Oktober 2012 dini hari, sudah banyak rumah penduduk serta pondokan milik warga Desa Lewobunga dibakar massa dari Desa Lewonara.

Dua orang warga Desa Lewonara dilaporkan tewas dalam pertikaian tersebut. Salah seorang di antaranya terkena anak panah, dan seorang lainnya terkena peluru aparat Brigade Mobil (Brimob) yang bertugas menjaga keamanan di lokasi sengketa tersebut.

Hingga saat ini, aparat keamanan baik TNI maupun Brimob masih berjaga-jaga di di perbatasan Desa Lewobunga dan Lewonara, dua desa yang sedang bertikai.

No comments:

Post a Comment